Senin, 30 Mei 2011

617 Kantin Kejujuran, Masuk Rekor MURI



Kantin Kejujuran – 617 buah Kantin Kejujuran mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK menjadikan Kota Bekasi memegang rekor pendirian Kantin Kejujuran, setelah ditasbihkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).

Hal tersebut, membuat bangga tidak hanya kalangan pelajar di Kota Bekasi, tetapi juga warga Kota Bekasi pada umumnya. Mengingat semakin terpuruknya moral bangsa ini, melalui aksi-aksi korupsi yang dilakukan oleh orang-orang berpengaruh di lembaga eksekutif dan legislatif bangsa ini, yang sekaligus juga telah memakan banyak korban, dilihat dari upaya penyidikan maupun persidangan terhadap pelaku korupsi oleh aparat penegak hukum.

Tidak ingin moral generasi penerusnya setali tiga uang dengan generasi pendahulunya, Pemkot Bekasi berupaya keras melalui pendirian 617 Kantin Kejujuran di lingkungan sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK.

Upaya tersebut tidak sia-sia, berkat pencatatan rekor MURI yang diberikan secara langsung oleh MURI kepada Walikota Bekasi Mochtar Mohamad dalam acara Peresmian Kantin Kejujuran oleh Wakil Jaksa Agung di SMA Negeri 1 Bekasi.

Pencatatan rekor tersebut, menjadi momentum bersejarah bagi bangsa ini, khususnya di Kota Bekasi akan lahirnya pemimpin-pemimpin muda harapan bangsa yang terbebas dari perilaku dan budaya korupsi, yang telah berurat dan berakar.

Go Kantin Kejujuran, jangan pernah berhenti berbuat!!

MEMUPUK KEJUJURAN ANAK-ANAK SEJAK DINI

SURABAYA - Memupuk kejujuran anak-anak sejak dini bakal menuai keluhuran budi pekerti. Contohnya, Sekolah Dasar Great Crystal International School (GCIS) yang membuka kantin kejujuran (honesty canteen). Kantin sekolah di Jalan Raya Darmo Permai itu membiarkan anak-anak membeli, membayar, dan mengambil uang kembalian saat jajan.



Kepala sekolah GCIS Kristianawati mengatakan, kantin tersebut sengaja dibuat untuk melatih kejujuran siswa. Praktik seperti itu merupakan aplikasi pelajaran budi pekerti. "Kami ingin melatih kejujuran sejak anak usia dini," katanya kemarin (8/11).

Di kantin kejujuran tersebut, siswa membeli makanan dan minuman tanpa dilayani pelayan dan kasir. Hanya ada dua toples yang berfungsi sebagai tempat meletakkan uang dan mengambil kembalian. Dalam kantin itu, ada meja berukuran besar. Makanan dan minuman tertata berjajar di atasnya, lengkap dengan tulisan harga masing-masing.

"Selain melatih kejujuran, kantin ini bisa menjadi tempat berlatih menghitung," ujar Kristianawati. Saraf motorik siswa dilatih dengan menghitung berapa yang harus dibayar dan berapa kembaliannya.

Kantin kejujuran berdiri pada Juni lalu. Pada dua bulan pertama, masih ditemukan selisih antara pembayaran dan uang kembalian. Namun, kata dia, menginjak bulan ketiga dan keempat, sudah tidak ada selisih lagi.

Karena itu, setiap hari sekolah memberikan nasihat tentang arti penting kejujuran. Banyak juga siswa yang salah menghitung uang kembalian. Sekolah pun terpaksa tekor untuk mengganti. "Setelah empat bulan, hal seperti itu ternyata tidak terjadi lagi," tuturnya.

HARI PENDIDIKAN

UNTUK mengenalkan sifat jujur sejak dini, sekolah di Kota Bogor kembali membuka kantin jujur. Salah satunya adalah SMA Negeri 1 Bogor. Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan, Kantin Kejujuran diresmikan di SMAN 1 Bogor, kemarin.
Tak tanggung-tanggung, Jaksa Agung Hendarman Supandji meresmikan sekaligus menandatangani prasasti Kantin Kejujuran di sekolah yang dikenal dengan sebutan SMANSA ini. 



Kantin kejujuran sudah menjamur di mana-mana, bahkan sudah memasuki angka 11.000 unit di seluruh Indonesia. Tetapi, tidak sedikit kantin yang gulung tikar akibat perilaku siswa yang tidak jujur. Sementara, Kepala SMANSA Agus Suherman menekankan, pentingnya menanamkan kejujuran di kalangan para siswa.  “Ini merupakan salah satu usaha dalam rangka menanamkan kejujuran di kalangan generasi muda,” ujar Agus usai peresmian kantin jujur, kemarin.

Kantin jujur memang sedikit berbeda dengan kantin pada umumnya. Biasanya, kantin selalu ada penjaganya, tapi di Kantin Kejujuran tidak. Para siswa bebas memilih dan membayar senilai barang yang mereka ambil.

Sampai saat ini, ada 11.000 sekolah yang menerapkan Kantin Kejujuran. Di Jawa Barat, SMANSA merupakan sekolah ke-1.000 yang membuka Kantin Kejujuran. Di Kota Bogor, tercatat ada 21 sekolah yang menerapkan kantin jujur. Di tingkat SMA ada SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMA YPHB, SMK 1 dan SMK 3. Di tingkat SMP, ada SMPN 1, SMPN 13, SMPN 3, SMPN 9, SMPN 8, dan SMPN 5. Di tingkat SD, ada SD Gununggede, SD Kedungbadak 4, SD Semplak 2, SDN Pajajaran, SD Pakuan dan SD Cibuluh 1.

Pelopor Kantin Kejujuran di Bogor adalah SMPN 13 Bogor. Kantin tersebut sudah berdiri sejak 7 November 2008.

KORUPSI HARUS DIBERANTAS

Tindak pidana korupsi nampaknya sudah menjadi kultur para pemangku kekuasaan di negeri ini. Karena itu, tak mudah melenyapkan kebiasaan buruk ini dalam waktu singkat. Namun, bukan berarti pemerintah berpangku tangan, banyak cara untuk mengikisnya. Misalnya, menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab kepada generasi muda sejak dini.

 


Upaya tersebut telah dirintis melalui kantin kejujuran yang digalakkan di setiap sekolah. Guna menyokong program ini, sebanyak 36 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta terpilih menjadi pelopor gerakan langsung antikorupsi sejak dini (Galaksi) melengkapi kantin kejujuran ke-1.000. Kantin kejujuran ini diresmikan langsung Hendarman Supanji, Jaksa Angung, di SMAN 42, Jl Rajawali, Halimperdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (15/10).

Acara peresmian itu juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Kepala Dinas Pendidikan Menengah Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta Margani Mustar, dan sejumlah pejabat terkait.

Keberadaan kantin kejujuran ini bertujuan mendidik pelajar agar mampu mengembangkan potensi kejujuran dalam dirinya. Sehingga, saat mereka menjadi pimpinan tidak mudah tergiur melakukan korupsi. Kantin kejujuran ini dikemas berbentuk swalayan. Artinya, para pembeli diberikan kebebasan untuk memilih, mengambil, dan membayar makanan atau minuman yang dibelinya tanpa pengawasan. Pembeli diuji kejujuranya dengan membayar sesuai harga yang tertera di dalam kotak yang disediakan, jika uangnya lebih, pembeli dapat mengambil kembaliannya sendiri.

Prijanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengatakan, kantin kejujuran ini mampu merubah seseorang bisa lebih mengingat kepada Sang Pencipta, sebelum mengambil tindakan yang negatif. Selain itu, dengan terbiasa bertindak jujur, maka pola pikir akan menjadi jernih dan sehat. “Jika kita selalu ingat Tuhan, tentu kita akan berpikir dua kali sebelum mengambil tindakan yang akan merugikan orang lain. Karena semua tindakan kita, hanya diri kita dan Tuhanlah yang tahu,” ujarnya, usai berkeliling meninjau kantin kejujuran.

Sebelumnya, Prijanto sempat berkeliling ke beberapa kantin kejujuran misalnya di SMAN 3, SMAN 6, Jakarta Selatan, SMAN 13 Jakarta Utara, serta SMAN 112 Jakarta Barat. Mantan Aster KSAD ini juga sempat mencoba kejujurannya dengan membeli sebuah makanan kecil dengan menaruh uang di sebuah kotak, dan mengambil uang kembaliannya di kotak yang telah disediakan.

Margani Mustar, Kepala Dinas Pendidikan Menengah Tinggi DKI Jakarta, berjanji akan memperbanyak keberadaan kantin kejujuran di setiap sekolah yang ada di wilayah DKI Jakarta. Dan diharapkan tahun 2009 mendatang, seluruh kantin sekolah di setiap SMAN dan SMK di DKI Jakarta sudah menerapkan kantin kejujuran. “Kami berharap pada 2009 nanti, semua SMA di DKI Jakarta sudah memiliki kantin kejujuran. Adanya kantin kejujuran di setiap sekolah, bukan berarti setiap siswa SMA suka berbohong. Malahan setiap siswa dapat belajar mengendalikan dirinya,” tandasnya.

Benny, salah seorang siswa SMAN 13 Jakarta Utara, mengaku selama membuka kantin kejujuran pernah juga merasa dirugikan. Karenanya sekarang dirinya bersama rekan-rekannya menempelkan stiker yang bertuliskan kejujuran adalah amanah, tidak jujur adalah khianat. Satu kali tidak jujur, selamanya tidak dipercaya. “Apapun yang yang dibeli oleh pembeli, kami akan percaya kok. Lagipula telah kami tempelkan stiker ini. Makanya kami percaya saja dengan pembeli,” tukasnya.

PRESIDEN SBY DAN IBU ANI



Kantin Kejujuran, adalah kantin di mana semua pembelinya adalah orang yang jujur. Sebab dia membayar sendiri apa yang diambil dan dimakan, serta mengambil sendiri uang pengembaliannya. Kantin ini dibuka sebagai bagian dari gerakan pemberantasan korupsi. Di Indonesia sudah terdapat 2711 Kantin Kejujuran yang tersebar di sekolah-sekolah. Presiden SBY dan Ibu Ani, saat menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, di Monas, Selasa (9/12) pagi, juga melakukan transaksi membeli barang, menaruh uang dan mengambil sendiri kembalian di Kantin Kejujuran. Dimana kantin kejujuran SMK IPTEK sempat disambangi oleh Presiden SBY pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia dan sempat membeli beberapa produk dan buku yang ditulis oleh bapak Kepala Sekolah IPTEK Jakarta Dr. MARDANI yang dijual di katin kejujuran yang ke 989.

UJI KEJUJURAN SISWA-SISWA SMPN 1 KEDIRI



Sejumlah siswa mengambil uang kembalian berbelanja di Kantin Kejujuran SMP Negeri 1 Kediri, Jawa Timur, Rabu (9/12). Kantin Kejujuran yang dibuka tepat pada hari Anti Korupsi Internasional tersebut menggunakan konsep swalayan atau membayar dan mengambil uang kembalian tanpa pelayanan. Dengan adanya kantin kejujuran pihak sekolah berharap siswa belajar untuk tidak korupsi.

JUJUR ITU INDAH



Kantin kejujuran yang berawal dari sebuah kantin di gedung KPK Jakarta, kini mulai menyebar ke kantin-kantin sekolah di seluruh Indonesia. Sejumlah pelajar berbelanja makanan dan minuman saat peresmian kantin jujur dalam rangka peringatan hari anti korupsi di SMA-2 Banda Aceh, Kamis (11/12). Peluncuran kantin jujur di sekolah-sekolah itu dimaksudkan menanamkan kejujuran bagi generasi muda.(*bo/Ampelsa)