Senin, 30 Mei 2011

KORUPSI HARUS DIBERANTAS

Tindak pidana korupsi nampaknya sudah menjadi kultur para pemangku kekuasaan di negeri ini. Karena itu, tak mudah melenyapkan kebiasaan buruk ini dalam waktu singkat. Namun, bukan berarti pemerintah berpangku tangan, banyak cara untuk mengikisnya. Misalnya, menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab kepada generasi muda sejak dini.

 


Upaya tersebut telah dirintis melalui kantin kejujuran yang digalakkan di setiap sekolah. Guna menyokong program ini, sebanyak 36 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta terpilih menjadi pelopor gerakan langsung antikorupsi sejak dini (Galaksi) melengkapi kantin kejujuran ke-1.000. Kantin kejujuran ini diresmikan langsung Hendarman Supanji, Jaksa Angung, di SMAN 42, Jl Rajawali, Halimperdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (15/10).

Acara peresmian itu juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Kepala Dinas Pendidikan Menengah Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta Margani Mustar, dan sejumlah pejabat terkait.

Keberadaan kantin kejujuran ini bertujuan mendidik pelajar agar mampu mengembangkan potensi kejujuran dalam dirinya. Sehingga, saat mereka menjadi pimpinan tidak mudah tergiur melakukan korupsi. Kantin kejujuran ini dikemas berbentuk swalayan. Artinya, para pembeli diberikan kebebasan untuk memilih, mengambil, dan membayar makanan atau minuman yang dibelinya tanpa pengawasan. Pembeli diuji kejujuranya dengan membayar sesuai harga yang tertera di dalam kotak yang disediakan, jika uangnya lebih, pembeli dapat mengambil kembaliannya sendiri.

Prijanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengatakan, kantin kejujuran ini mampu merubah seseorang bisa lebih mengingat kepada Sang Pencipta, sebelum mengambil tindakan yang negatif. Selain itu, dengan terbiasa bertindak jujur, maka pola pikir akan menjadi jernih dan sehat. “Jika kita selalu ingat Tuhan, tentu kita akan berpikir dua kali sebelum mengambil tindakan yang akan merugikan orang lain. Karena semua tindakan kita, hanya diri kita dan Tuhanlah yang tahu,” ujarnya, usai berkeliling meninjau kantin kejujuran.

Sebelumnya, Prijanto sempat berkeliling ke beberapa kantin kejujuran misalnya di SMAN 3, SMAN 6, Jakarta Selatan, SMAN 13 Jakarta Utara, serta SMAN 112 Jakarta Barat. Mantan Aster KSAD ini juga sempat mencoba kejujurannya dengan membeli sebuah makanan kecil dengan menaruh uang di sebuah kotak, dan mengambil uang kembaliannya di kotak yang telah disediakan.

Margani Mustar, Kepala Dinas Pendidikan Menengah Tinggi DKI Jakarta, berjanji akan memperbanyak keberadaan kantin kejujuran di setiap sekolah yang ada di wilayah DKI Jakarta. Dan diharapkan tahun 2009 mendatang, seluruh kantin sekolah di setiap SMAN dan SMK di DKI Jakarta sudah menerapkan kantin kejujuran. “Kami berharap pada 2009 nanti, semua SMA di DKI Jakarta sudah memiliki kantin kejujuran. Adanya kantin kejujuran di setiap sekolah, bukan berarti setiap siswa SMA suka berbohong. Malahan setiap siswa dapat belajar mengendalikan dirinya,” tandasnya.

Benny, salah seorang siswa SMAN 13 Jakarta Utara, mengaku selama membuka kantin kejujuran pernah juga merasa dirugikan. Karenanya sekarang dirinya bersama rekan-rekannya menempelkan stiker yang bertuliskan kejujuran adalah amanah, tidak jujur adalah khianat. Satu kali tidak jujur, selamanya tidak dipercaya. “Apapun yang yang dibeli oleh pembeli, kami akan percaya kok. Lagipula telah kami tempelkan stiker ini. Makanya kami percaya saja dengan pembeli,” tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar